“Mah aku pergi ! Assalamualaikum !”, teriakku kepada mama yang sedang mencuci di dekat sumur di samping rumah. Sekedar melewati mama rasanya ada yang kurang. Aku berbalik arah menuju mama yang saat itu masih menimba air.
“Mah, aku pergi!”, sambil kucium tangan mamaa yang sedikit basah.
“Tumben salam sama mama?’’, Tanya mama heran.
“Biarin kenapa mah? Kaya yang ga wajar aja aku cium tangan mama”,tegurku.
Memang sedikit terkesan tak biasa bagi mama aku pamit sebelum pergi. Karena di hari-hari sebelumnya aku selalu cuek sama mama, ijin pun kayanyaga pernah setiap aku pergi dari rumah.
“Huh ! hari ini aku siap untuk menempuh perjalananku !”, ucapku denagn nada sedikit ringan.
Ya, hari ini aku mendapat job untuk manggung di acara yang cukup besar. Bukan groupband, boyband, ataupun penyanyi solo. Aku hanyalah seorang personil dari salah satu group yang bisa dibilang cukup islamic. Dua tahun sudah aku bergabung dengan kesebelas teman yang ikut bergabung dalam IEG(Islamic El-Hilal Group) ini. Sudah bisa dibilang mereka adalah sahabat-sahabatku yang sangat baik. Sempat sedikit kecewa saat mendengar group ini akan dibubarkan sekitar 8bulan lalu saat aku berada di kota Malang. Entah ada masalah apa teman-temanku ini mendadak jadi ga karuan saat aku tak disini. Hmmmmm… tapi sudahlah, sekarang mereka sudah kembali dengan aku juga yang kembali bergabung dengan mereka hingga sekarang IEG sudah bisa di bilang harga sewanya cukup tinggi.
Aku merasa begitu bangga tergabung bersama mereka dan bisa menjadi sesukses ini, jangan salah group kami ini bukan group yang sembarangan job kami sudah mulai menuju taraf internasional lho… hhe.
Ah,sudah 10 menit aku berjalan menuju basecamp yang tak jauh dari rumahku. Akhirnya aku sampai juga.
‘’asalamualaikum ! ‘’salamku pada teman-temanku yang sudah cukup lama menunggu sepertinya.
‘’waalaikumsalam !’’ jawab teman-teman ku
“Mobilnya belum datang?”, tanyaku
‘’belum lagi otw katanya’’jawab Hamdan ,salah satu personil groupku ‘’tuh ada pisang goreng,kalo laper makan aja ,kopi+ air panas ada di dalem ,rokok nih…!’’ tambahnya.
‘’wah…sarapan lengkap nih!thanks bos ! hhe’’ucapku dengan gurauan.
Ya ampun ! hampir lupa aku !’’ ucapku dalam hati,dan segera menyimpan kembali pisang goreng yang baru saja ku santap.
Ku ambil handpone dalam tas kecilku,dan langsung ku pilih kontak bertuliskan my wife,hhe gaya banget ya!!!
“Assalamualaikum?
Halo sayang! Aku pergi yya? Mau cari uang yang banyak, hhe
Belum, ini baru pisang goring plus kopi
Iya, oke!!
Sayang juga disana jangan lupa makan yya!
Yaudah aku pergi dulu yya , aku pamit.!!
Assalamualaikum .”
“dit..dit..dit..” suara klakson mobil.
Mobil yang biasa mengantar kami pun datang.
“Ok Mang Didin! Tunggu sebentar!” sampaiku pada supir yang biasa menemani kami bepergian.
“Woy! Mobilnya sudah datang ! ayo cepat siap-siap! Kita pergi.”Perintahku yang saat itu berada di teras basecamp.
Dengan segera mereka bergegas menuju mobil, sebari membawa alat-alat music yang nantinya akan mereka mainkan. Bersama ucapan bismillah, ku tumpangi mobil dengan harapan selamat dalam perjalanan dan sampai pada tujuan.
Dua jam berlalu. Sampai sudah aku dan teman-teman di kota tujuan. Tapi perjalananku dan teman-teman ternyata tidak hanya sampai disini, kami masih harus melewati jalan-jalan berliku untuk sampai ke desa pelosok yang mengundang kami untuk hadir dalam acaranya.
Tak disangka ternyata medan yang akan kami tempuh cukup menakutkan. Perjalanan masih cukup jauh, namun kami kebingungan. Mengapa? Karna ternyata jalan yang harus kami tempuh hanaylah jalan selebar yang tak lebih dari 2 meter, dan jalannya pun brlikunaik turun. Yaaa.. maklum saja, inikan daerah pegunungan, belum lagi kanan kiri jalan hanya diisi tebing-tebing tinggi dan jurang yang sangat menakutkan. Sempat berfikir untuk berjalan kaki. Namun itu membutuhkan waktu yang cukup lama., sedangkan acara peresmian masjid Al-Amin di pelosok desa sekitar kota garut akan dilaksanakan 1 jam lagi. Akhirnya kami memutuskan untuk meminta pertolongan pada warga setempat. 12 motor akhirnya bersedia mengantar kami ke tempat tujuan.
Benar-benar medan yang sangat berbahaya. Tapi raut wajah kami tak terlihat khawatir sama sekali. Kami hanya tertawa sebari berteriak satu sama lain. Saling menghebohkan dan Nampak sngat menikmati perjalanan kala itu. Tikungan ku hadang dengan mudah. Ups, salah, buka aku, tapi yang berada di depanku, aku hanya menumpang,hhe. Rintangan kedua datang, jalanan mulai menanjak, suara teriakan kami yang semanagt, seketiaka mulai merendah karna seramnya jalan yang kami lewati. Khawatir motor yang kami tumpangi tak sanggup untuk lewati trintangan ini.tapi berkat kemudi yang sangat tangguh, kami berhasil lewati tantangan itu.
“Whooooho!!” teriakku dengan sangat kencang.
Jalan yang kami tempuh kembali normal namun tak lama dari itu, ternyata kami mendapatkan rintangan baru lagi, tentunya ini yang lebih membuat kami merasa tegang. Jalan yang menurun ada dihadapan kami, sungguh menakukan.
Seperti halnya seorang pembalap, satu sama yang lainnya saling mnyusul, takk tertinggal dengan aku. Karna akupun tak mau kalah.
“terus pak!! Jangan mau kalah!! Susul terus yang di depan !! ayo pak!!” seruku pada seorang bapak muda yang saat itu memboncengiku.
Bapak itu hanya diam. Akhirnya aku berhasil menjadi yang pertama dalm balapan tadi.
“Ye.. Ye.. !! aku menang!! Dah semuanya ..!! aku duluan yya !!”teriakku dengan bangga kepada teman-temanku yang sudah jauh tertinggal dibelakang sana.
Tak diduga dihadapan kami telah Nampak sebuah tikungan jalan yang sangat curam. Sempat sedikit terkejut dan takut.
“Awas Pak !! Hati-hati !! Liat ke depan Pak!! “ Perintahku.
“Tenang mas, tenang .!” katanya
Segera bapak tadi turunkan gas motor yang dikendaalikannyasekitaar sepuluh meter sebelum tikungan dengan kekkuaatan kakinya dengan sedikit gemetar ia injak rem dengan perlahan.
‘’Oh Tuhan.. !!” gertak bapak yang memboncengiku
“Kenapa pak?! “ tanya ku dengan sedikit nada tinggi
‘’remnya blong !!!’’ ucap bapak muda dengan perlahan
‘’oh Tuhan, Ya Allah !! Astagfirullah..!!’’ teriakku dengan sangat lantang dan berulang-ulang
‘’Ya Allah, apakah sudah tiba saatnya? Apa harus hari ini? Ya Rab aku siap, aku siap untuk apaun yang engkau kehendaki. Jika engkau ingin mencabut nyawaku hari ini. Aku rela, aku siap !!’’ ucapku dalam hati.
Motor yang kami kendarai tetap tak bisa di kendalikan aku ingat saat kami berfoto bersama sebelum aku menaiki motor ini ,salah seorang temanku bilang padaku…
‘’eh,kamu liat gak ? ini liat di foto (sambil menyodorkan kamera yang dipegangnya kearah mataku)”
“apa sih?’’ tanyaku heran.
“kamu gak liat ada sesuatu di belakang kita (dalam foto)’’
‘’apa? Emang ada apa?’’
‘’ini liat(telunjuknya mengarah kearah kamera) ada orang gak sengaja ikut kefoto bareng kita.’’ Tegasnya
‘’ia, terus kenapa? Rugi? Ada orang yang ikut di foto bareng kita?’’jawabku dengan sedikit tertawa geli
‘’eh bukan gitu… nih, aku zoom yya, coba perhatiin orang ini, yang satu pakai baju warna hijau, yang duanya pake baju warna hitam.’’ Katanya
‘’ya, terus kenapa? Udah deh jangan gede-gedein masalah kecil…’’kataku
‘’ aduh kamu ga ngerti-ngerti ya? Kamu nyadar ga kamu itu pakai baju warna apah?’’ tanyanya
‘’hijau. ’’ Jawabku dengan dingin, ‘’terus?’’ Tanya ku lagi
‘’coba deh perhatiin gerak-gerik dua orang yang pakai jubah item ini(sambil menunjuk kea rah kamera) dua orang itu kayak yang ngajak orang yang pakai baju hijau ini buat pergi.’’ Jelasnya
‘’yaudah kenapa siah? Kamu nih ribet banget’’ kesalku
‘’ih, tunggu dulu, kamu nyadar gak sih? orang ini (baju hijau) mirip banget sama kamu!! bajunya hijau, pakai peci putih, celananya hitam. Sama banget sama apa yang kamu pake sekarang!! Terus, perhatiin wajah kamu deh ! foto pertama wajah kamu keliatan seneng banget. Tapi foto kedua yang berselang beberapa detik, paras wajah kamu berubah jadi kaya yang aneh. Gak berekspresi gitu… yang lebih aneh lagi, foto kedua ini, orang yang tadi bertiga ngilang. Ga masuk akal kan?’’ jelasnya dengan begitu jelasnya
‘’ih, kamu makin aneh ah, kamu mau bilang kalau aku udah dijemput ama dua malaikat berjubah hitam tadi? Kamu mau bilang jasad ku sudah tanpa ruh lagi? Liat aku masih ada! Aku masih normal kan?’’ kataku dengan sedikit emosi
‘’eh, bukan gitu…’’ katanya
‘’udah ah, kamu kebiasaan, pikirannya kemana-mana. Yaudah ayo cepet kita pergi. Tuh yang jemput sudah dating!’’ kataku dengan nada yang sedikit lebih tinggi
Mendengar ucapan temanku itu, aku jadi kesal dan tak mau bicara dengannya untuk beberapa saat. Selama ini aku tak percaya dengan hal-hal mistis, sampai kejadian yang alami ini aku masih bingung, apakah aku harus percaya atau tidak.
‘’Yang pertama, tak biasanya aku pamit sama mamah waktu pergi, yang kedua, aku pamit sama teman-teman saat aku menyusul dalam perjalan. Ya Tuhan.. apapun yang tejadi, semoga ini jadi yang terbaik!!’’ ucapku dalam hati
Akhirnya aku dan pengemudi motorku keluar dari lintasan jalan, motor kami berbelok kea rah kanan menuju jurang. Aku berteriak sekencang mungkin, walaupun aku tau tak ada gunanya. Aku terjatuh dari motor yang kami kendarai. Beberapa kali tubuhku terguling seperti menyapu jurang, terus menyusuri jurang hingga kurang lebih duapuluh meter.
‘’BUGGGG!!!!’’ suara tubuhku yang menghantam pohon besar di pinggiran jurang. Beruntung jasadku tak jatuh ke sungai.
Saat itu aku merasa amat kesakitan merasakan jasdku begitu ringan seperti tak bernyawa. Bapak yang memboncengiku terlihat di ujung pengelihatanku berdekatan dengan bebatuan kurang lebih lima belas meter di atas sungai. Bapak itu tergeletak pingsan karena kepalanay yang terhantam batu besar, dan tak sadarkan diri.
Matahari semakin cerah. Hari yang cerah, namun tak seperti suasana hati ini, seketika mataku terbuka.
‘’dimana ini?’’ tanyaku dalam hati
‘’apa aku di surga? Apa aku sudah berada dalam rumah terindah-Mu Tuhan?’’ lanjutku
‘’kamu baik-baik aja kan kiki?’’ suara disamping menegur lamunanku
‘’hmm. .. dimana aku?’’ tanyaku
‘’kamu lagi dirumah warga. Tadi kamu terjatuh dari motor, untung kamu tidak sampai hanyut ke sungai’’ singkatnya
‘’Ya Allah.. Alhamdulillah..’’ syukurku dalam hati
Sebelumnya aku sangat takut. Aku takut hari itu aku akan tiba menjemputku. Tapi ternyata bukanlah hari ini. Tuhan ternyata masih mau memberiku waktu dan kesempatan untuk bisa membahagiakan kedua orangtuaku dan juga keluargaku.